HELLEN NOVIA

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Upiak Banun#TantanganMenulisGurusiana#hari ke-2#

Kata banun atau upiak banun merupakan kata ganti nama, panggilan kesayangan, label perempuan atau anak perempuan di Minangkabau. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sampai saat ini belum mencantumkan kata banun di dalam kategori Bahasa Minangkabau. Kata banun memiliki berbagai makna kontekstual dan interpretasi yang beragam sehingga menarik untuk diulas. Tulisan ini memaparkan makna kontekstual dan interpretasi kata banun yang digunakan dalam tindak tutur lisan maupun tulisan di dalam cerita rakyat, seni, sastra, kehidupan sosial etnik Minangkabau, dan kitab suci Alquran.

Adat Minangkabau diwariskan dari generasi ke generasi dominan melalui tutur lisan. Hal ini tampak dari masih kuatnya penggunaan petatah petitih dan penyampaian kaba melalui pertunjukan kesenian randai. Kaba atau cerita rakyat eksis sampai sekarang karena sering dipentaskan. Kaba tidak hanya mewariskan nilai moral, tetapi juga nama tokoh yang ada dalam cerita. Seperti tokoh Sari Banun di dalam cerita Puti Sari Banilai.

Kaba Puti Sari Banilai merupakan cerita rakyat atau legenda Lembah Harau di kabupaten Lima Puluh Kota, provinsi Sumatera Barat. Cerita ini berkisah tentang Puti Sari Banilai anak dari seorang raja dan permaisuri dari Hindustan, Maulana Kari dan Sari Banun. Pada suatu ketika Raja Maulana Kari dan keluarga pergi berlayar dalam rangka merayakan pertunangan Puti Sari Banilai dengan Bujang Juaro, sekaligus membeli keperluan Sari Banilai di hari pernikahannya. Sebelum berpisah Sari Banilai dan Bujang Juaro saling berjanji untuk tidak mengingkari pertunangan mereka. Sayangnya Sari Banilai ingkar janji. Dia menikah dengan Rambun Paneh. Akhirnya, Sari Banilai menerima akibat dari janji yang pernah diucapkannya. Jika dia mengingkari janji kepada Bujang Juaro, maka tubuhnya akan berubah menjadi batu. Sari Banilai pun akhirnya berubah menjadi batu.

Kaba ini menghadirkan tokoh Sari Banun yang merupakan istri Raja Maulana Kari atau ibu Puti Sari Banilai. Sari Banun digambarkan sebagai seorang ibu yang penyayang. Di sisi lain, Sari Banun tergolong wanita yang suka memaksakan kehendak. Hal ini tergambar ketika Sari Banun ingin membawa anaknya berlayar sebagai hadiah petunangannya dengan Bujang Juaro. Sari Banun tetap ingin membawa anaknya meski suaminya Maulana Kari menentang keinginannya. Namun, dibalik itu semua tersimpan sebuah karakter positif di dalam diri Sari Banun yakni keinginan yang kuat.

Bagaimana interpretasi tokoh bernama Banun dalam karya sastra lainnya? InsyaAllah, akan diulas di hari berikutnya.

Keep stay tuned in my blog. See you!

Note: Legenda Puti Sari Banilai diceritakan dalam versi yang bervariasi. Jika pembaca menemukan alur dan tokoh yang berbeda. Sah saja.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah pak

09 Feb
Balas



search

New Post